Monday 9 May 2016

Lulusan BPSDM Perhubungan harus punya skor TOEFL 500

JAKARTA  – Badan Pengembangan SDM Perhubungan sudah memutuskan, semua taruna transportasi sebelum lulus harus menguasai Bahasa Inggris, dengan TOEFL minimal 500. Kebijakan itulah yang harus diantisipasi pihak kampus, bagaimana bisa mempersiapkan para tarunanya dengan kemampuan Bahasa Inggris yang memadahi.
“Seluruh perwira transportasi terutama calon pilot dan nahkoda harus menguasai Bahasa Inggris dengan toefl minimal 500 sebelum lulus,” kata Kepala BPSDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo, SH, M.Si menjawab BeritaTrans.com di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasional merupakan prasyarat utama untuk masuk dan ikut berkiprah di pasar global, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Tanpa Bahasa Inggris yang memadai, jangan harap bisa bersaing di pasar global dan bisa berkiprah secara optimal,” jelas Tommy, sapaan akrab dia.
Menurutnya, khusus pilot dan nakhoda mutlak harus bisa Bahasa Inggris yang baik. Dalam menjalankan profesinya nanti, mereka akan berhubungan dengan petugas-petugas baik air traffic controller (ATC) untuk pilot dan kepanduan bagi nakhoda yang tentu menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasinya.
Namun begitu, bukan berarti tanpa masalah. Untuk mengejar TOEFL 500 baru taruna yang akan lulus cukup berat, terlebih bagi mereka yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris pas-pasan. “Jika mau, sejak taruna masuk sudah ditetapkan standar minimal toefl bagi taruna baru. Kebijakan ini bisa diterapkan saat sipencatar tahun 2016 yang kini tengah berjalan,” sebut seorang dosen di Kampus BPSDM Perhubungan di Jakarta.
Dengan begitu, lanjut dia, saat kuliah nanti dan harus mengejar target toefl 500 ada kesamaan standard dan perilakumnya. “Ibarat kendaraan, jika harus dikebut dengan kecepatan 100 km per jam, mereka sudah siap karena mempunyai bekal setara di awal masa belajar mereka,” kilah dosen muda itu.
“Target harus lulus toefl 500 bagi setiap perwira transportasi itu bagus, dan bisa dilakukan. Tapi, semua itu harus dipersiapkan sejak awal. Bila perlu, sejak proses sipencatar sudah ditentukan berapa kemampuan toefl mereka,” saran dia.

Datangkan Volunteer
Sementara, beberapa kampus pelaut BPSDM Perhubungan menyikapi dan membekali tarunanya di bidang kompetensi bahasa Inggris dengan berbagai cara. STIP Jakarta dan PIP Semarang misalnya, dengan mendatangkan volunteer untuk mendidik dan mengajar para taruna guna meningkatkan kemampuan Bahasa Inggrisnya.
“Dengan mendatangkan volunteer, taruna STIP Jakarta bisa langsung belajar dan meningkatkan kompetesinya dengan volunteer tersebut. Dengan berguru pada native speaker tersebut, terbukti mampu mendorong mereka meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dengan baik,” jelas Puket I STIP Jakarta Capt. Wisnu Riasianto,MM.
Pendapat serupa juga disampaikan Direktur PIP Semarang Capt. Winsu Handoko,M.Sc. “PIP Semarang mendatangkan volunteer untuk memperkuat kemampuan Bahasa Inggris taruna, selain dosen-dosen Bahasa Inggris yang rata-rata sudah S-2 dan S-3,” kata dia.
Sementara, di Kampus Poltekpel Surabaya untuk meningkatkan Bahasa Inggris taruna, dilakukan pemadatan materi serta mengadakan event CAS (Cadet Afternoon Speaking). “CAS ini dilakukan setiap sore, terutama bagi taruna yang akan naik kapal atau prala. CAS ini dilakukan dengan mengundang nara sumber dari berbagai kampus di Surabaya, seperti Unesa, Unair, ITS dan lainnya,” kata Direktur Poltekpel Surabaya Capt. Marihot Simanjuntak.
Menurutnya, target toefl 500 sebelum lulus kalau disikapi dengan positif tak terlalu bermasalah. Faktanya, banyak taruna kita memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang cukup sebelum naik kapal. “Tapi, memang perlu diberikan materi tambahan atau event tertentu guna meningkatkan komptensi mereka di bidang Bahasa Inggris,” tegas Capt. Marihot
Sumber http://beritatrans.com

No comments:

Post a Comment